Rabu, 25 Desember 2013

REVITASLISASI KURIKULUM TERHADAP KEUALITAS PENDIDIKAN

dengan diberikannya pelatihan model model pembelajaran fisika...... dalam workkhsof mgmp fisika smk kab tasikmalaya, mampukah kita mengaplikasikan dalam dunia nyata kita selama mengajar......... pada akhirnya bukan persoalan model ataupun metode pembelajaran.....  yang salah ataupun kurang relevan tapi bagaimana kita menumbuhkan motivasi belajar anak didik kita untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dengan semangat juang yang tinggi kita hipnotis anak didik kita menjadi ilmuan ataupun pakar terbaik untuk mengharumkan nama bangsa walaupun dengan kondisi ekonomi orang tuanya yang pas-pas an..... kita pasilitasi anak didik kita, kalo perlu kita bimbing anak didik kita supaya bisa mendapatkan beasiswa...... realita yang ada dilapangan kurang semangatnya siswa dalam belajar fisika karena secara substansi mindset siswa, fisika kurang begitu bermanfaat dalam kehidupan sehari-harinya, toh saya setelah lulus akan bekerja. seolah tidak akan berguna lagi hukum newton misalnya... toh g mungkin pula bos saya nanti akan nanya hukum newton setelah saya bekerja... walauppun ini mungkin pola fikir yang salah dari siswa, dan dilontarkan oleh siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, tapi paling tidak ini menjadi gambaran sedikit diantara sekian banyak siswa akan pola fikir siswa pada umunya....  selamat mengkaji,,,
bergantinya kurikulum ktsp menjadi kurikulum 2013 merupakan suatu langkah awal pemerintah guna memperbaiki kualitas pendidikan bangsa.... secara substansional kurikum 2013 merupakan modifikasi dari kurikulum kbk dan ktsp, dengan berbagai pendekatan kurikulum iini mencoba memberikan solusi terbaik guna memperbaiki kualitas pendidikan. Berbagai metode ataupun model pembelajaran yang dilontarkan oleh para pakar pendidikan coba diterapkan oleh para praktisi pendidikan melalui berbagai pelatihan-pelatihan. Secara eksplisit kurikulum ini memberikan gambaran mimpi yang bergitu nyata akan keberhasilannya dalam memperbaiki kualitas pendidikan, namun realita di lapangan bukan persoalan kurikulum yang dijabarkan melalui berbagai model pembelajaran, tapi bagaimana semua stek holder pemangku bidang pendidikan saling bekerjasama guna meningkatan kualitas pendidikan, tanpa adanya kepentingan-kepentingan lain yang akan menguntungkan pribadi, ataupun golongan/kelompok tertentu..... realisasi anggaran pendidikan 20% harus betul2 menjadi tameng /payung untuk semua pemangku pendidikan, bukan hanya menjadi alat ataupun boneka saja bagai mereka yang mencoba meraih keuntungan dengan mengatas namakan pendidikan. Tujangan sertifikasi harus menjadi daya jual bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bukan hanya sebuah program saja tanpa adanya kontroling yang jelas di lapangan, tunjangan sertivikasi harus menjadi nilai bagi mereka yang harus dibayar mahal untuk mencerdaskan anak didiknya guna meningkatkan kualitas pendidikan kita.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar